Maintenence
Dapatkan Ke PC

Monday, December 11, 2017

Pengertian Filsafat Dari Para Ahli - Filsafat Ketuhanan 2

Oke kali ini pembuat artikel akan melanjutkan artikel sebelumnya dimana artikel sebelumnya ialah kecenderungan mencari tuhan pada bagian pertama dari filsafat ketuhanan, Pengertian Filsafat dari filsafat ketuhanan silahkan dibaca pada bagian bawah images 

Pengertian Filsafat - Filsafat Ketuhanan

2. Pengertian Filsafat

Sebelum dikaji pengertian  "Filsafat Ketuhanan" maka terlebih dahulu perlu diketahui apa arti "filsafat" dan bagian-bagiannya dimana filsafat ketuhanan merupakan salah satu bagian dari padanya.

Dilihat dari segi bahasa, maka perkataan "filsafat" adalah bentuk kata Arab yang berasal dari bahasa yunani "philosophia", yang merupakan kata majemuk. Philo berarti suka atau cinta, dan sophia berarti kebijaksanaan.

Jadi arti menurut namanya saja : cinta kepada kebijaksanaan.

Dalam kata Belanda didapati perkataan "Wijsbegeerte". Wijs, berarti cakap, pandai atau bijaksana. Begeerte, adalah nama benda atau pekerjaan. Begeren, megandung arti "menghendaki sekali" atau "ingin sekali".

Jadi "Wijs begeerte" berarti: "kemauan yang keras untuk mendapatkan kecakapan seseorang yang bijaksana", yang biasanya dinamakan "wijse" (orang yang bijaksana).

Menurut sejarah filsafat, istilah "philosophi", pertama sekali diperguakan dalam sekolah Socrates, Kemudian Plato menamakan suatu ilmu pengetahuan tentang kegiatan jiwa manusia.

Guna memahami maksud dan tujuan serta lingkaran pembahasan filsafat, maka tidak hanya diperlukan makna filsafat menurut bahasa (logat), melainkan lebih daripada itu diperlukan pengertian menurut istilah yang diberikan oleh para ahli yang terkadang jauh lebih luas dibandingkan dengan arti menurut bahasa.

Percakapan antara Herodates dan Thucydides (Yunani) membayangkan makna filsafat menurut alam fikiran yunani yakni sebagai berikut : "Perasaan cinta kepada ilmu kebijaksanaan dengan keinginan untuk memperoleh kepandaian atau ilmu kebijaksanaan itu".

Plato seorang filsuf Yunani menghendaki agar sarjana-sarjana filsafat yang seharusnya dijadikan penjaga negara. Dalam hubungan ini, Plato berpendapat bahwa filsafat bukanlah pengetahuan kebijaksanaan dan kepandaian melaingkan kegemaran dan kemauan untuk mendapatkan pengetahuan yang luhur-luhur itu.

Dalam sekolah Socrates dan Plato, philosophia dipergunkan sebagaia nama ilmu pengetahuan tentang aktivitas jiwa manusia.

Aristoteles (348-322 S.M) menegaskan  filsafat dengan makna yang pendek : Ilmu tentang kebenaran.

Kemudian dijelaskannya bahwa kebenaran itu harus didapatkan dengan ilmu-ilmu metafisika, rhetorika, ethika, ekonomi, politik dan aesthetika.

Heracleitos (536-470 S.M) dan Phytagora mengemukakan " sarjana-sarjana filsafat ialah orang-orang yang suka kepada ilmu kepandaian".

Cicero (106-3 S.M) mengemukakan : "ilmu filsafat adalah ibu dari semua ilmu pengetahuan lainnya. Ilmu filsafat adalah ilmu pengetahuan yang terluhur, dan keinginan untuk mendapatkannya".

Thomas Hobbes (1588-1679 M) seorang filosof Inggris mengemukakan : "Ilmu filsafat adalah ilmu pengetahuan yang menerangkan perhubungan hasil dan sebab-sebab dan hasilnya, dan oleh karena itu senantiasa adalah perubahan".

Immanuel Kant (1724-1804 M) seorang filosof jerman berpendapat : "filsafat sebagai ilmu penegetahuan yang menyelediki dasar-dasar untuk mengetahui sesuatu dan untuk bertindak".

Prof. Dr. M.J. Langeveld mahaguru "Rijk Universiteit Utreech" dalam bukunya  "op wegnaar wijsgerig Denken" (Menuju pemikiran filsafat) mengemukakan antara lain : "...... dalam kita memikirkan dan menyelami masalah-masalah apapu juga dalam hubungannya dengan keseluruhan serwa sekalian secara radikal, yaitu mulai pada dasarnya hingga konsekwensi-konsekwensinya yang terakhir - dan menurut sistim, artinya dengan membuktikan yang dapat diterima oleh akal dengan susun-menyusun serta hubung-menghubung secara bertanggung jawab. hasil pembuktian dan uraian  itu keseluruhannya dinamakan filsafat".

I.R. Pudjawijatna dalam bukunya yang berjudul "Pembing ke arah alam filsafat", setelah mengemukakan arti filsafat menurut bahasa "ingin mengerti dengan mendalam" atau cinta kepada kebijaksanaan" tidak lain daripada usaha mencari sebab yang sedalam-dalamnya dan hal demikian itu sesuai benar dengan kecenderungan manusia untuk menegerti. ia berkesimpulan bahwa pembatasan filsafat sebagai berikut : "filsafat ialah ilmu yang berusaha mencari sebab yang sedalam-dalamya bagi segala sesuatu berdasarkan atas fikiran belaka".

Drs. Hasbullah Bakri SH. Menyimpulkan definisi filsafat sebagia berikut: "ilmu filsafat ialah ilmu yang menyelidiki segala sesuatu dengan mendalam mengenai ketuhanan, alam semesta dan manusia sehingga menghasilkan pengethuan tentang bagaimana hakikatnya sejauh yang dapat dicapai akal manusia dan bagaimana sikap manusia itu seharusnya setelahb mencapai pengetahuan itu".

Kemudian secara simpel, ingin kami simpulkan pula bahwa : Filsafat ialah kebijaksanaan (hikmah) menggunakan akal fikiran untuk mengethui kebenenaran yang hakiki.


Penulis Buku - Dr. H. Hamzah Ya'Kub

No comments:

Post a Comment