Maintenence
Dapatkan Ke PC

Monday, December 11, 2017

Penyebab Terjadinya Perbedaan

Advertise

KODE IKLAN DISINI

Safe Link Converter

Encrypting your link and protect the link from viruses, malware, thief, etc!
Made your link safe to visit.





How to use our tool:

  1. Click on How To Use menu above.
  2. Click on the code and CTRL + C on your keyboard.
  3. Paste the code in your HTML blog theme before the </body>.
  4. Save your HTML blog theme. you are done!
  5. Now, your blog's outbound links was encrypted!

Advertise

KODE IKLAN DISINI

Your link show here



Advertise

KODE IKLAN DISINI



Penyebab Terjadinya Perbedaan yang sering menimbulkan komplik karena adanya perbedaan pemikiran
Penyebab Terjadinya Perbedaan

Perbedaan pendapat antara satu dengan yang lainnya itu wajar saja terjadi karena adanya beberapa faktor yang mendorong terjadinya hal tersebut. Ada tiga faktor yang mengakibatkan orang berbeda paham yaitu:

1. Melihat dari sudut pandang yang berbeda

Dengan sudut pandang yang berbeda dalam melihat setiap persoalan akan sering melahirkan ketidak arifan dan sering mengkultuskan (menghormati,sopan) diri sebagai pihak yang benar. Perbedaan dari sisi ini kita bisa mengambil contoh pada kasus orang buta dalam mempersespsikan seekora Gajah. Ada yang mengatakan gajah itu adalah binatang yang berekor panjang karena yang ia raba adalah ekoranya dan yang mengatakan bahwa gajah itu adalah binatang yang bertelinga lebar karena yang ia raba adalah telinganya.

Semua mengaku bahwa dialah yang benar dan yang lain salah, padahal seharusnya mereka tidak boleh mengatakan bahwa dia saja yang benar karena pada satu sisi kita melihat bahwa yang lain juga benar. Jadi, untuk lebih jelasnya perbedaan mereka, maka kita memerlukan orang yang sehat mata yang bisa melihat dari setiap sisi.

Dalam setiap perbedaan memang perlu diadakan pengkajian mendalam, karena ada kaedah yang mengatakan:
Yang berbeda itu pasti salah satunya benar atau boleh jadi salah semua
Jika kita bertanya satu tambah satu sama dengan berapa? kelompok pertama menjawab dua dan ada juga yang menjawab tiga, kelompok kedua menjawab lima dan ada juga menjawab enam. Dari dua kelompok ini maka jawaban kelompok pertama salah satunya ada yang benar sedangkan kelompok keduanya salah.

2. Egoisme

Orang yang bersifat egois biasanya tertutup dengan berbagai perbedaan sehingga biasanya menempatkan dan menganggap dirinya sajalah yang benar. Orang yang seperti ini biasanya membatasi dirinya untuk mencari tahu alasan orang lain yang berlawanan dengannya, ia terjebak dengan simbol-simbol, suka mengkultuskan kelompok tanpa alasan yang rasional, tidak mau diajak diskusi, kalau diajak diskusi suka emosi, ia membatasi dirinya dengan hanya membaca buku tertentu saja, tidak mau membandingkan pahamnya dengan yang lain atau melarang orang membaca buku terbitan tertentu sehingga cara pandangnya sangat subyektif. Kalau kita sepakat bahwa sifat egois itu tidak baik maka mari kita tinggalkan

3. Kurangnya Ilmu

Banyaknya pertengkaran terjadi penyebab yang paling dominan adalah kurangnya ilmu (tidak tahu masalah) karena seandainya sama-sama tahu tidak mungkin terjadi perselisihan. Kenapa dari setiap kejadian kadang orang yang berburuk sangka kepada Tuhan, karena orang itu sangat kurang ilmunya tentang Tuhan.

Dari sisi ini kita tidak tahu siapa yang paling tahu masalah dan siapa yang kurang tahu masalah, apakah dari pihak yang menuding atau dari yang dituding. Karena keduanya berada pada titik yang sama yaitu keduanya boleh jadi ada pada pihak yang salah, sehingga untuk menguji kekuatan kebenarannya maka haruslah mampu mempertahankan pemahamannya dengan argumentasi yang bersandarkan pada dalil naqli dan aqli.

Dan siap diantara mereka yang takut untuk mendiskusikannya, emosi kalau diserbu beberapa pertanyaan, melarang bertanya, tidak mau membandingkan pahamnya dengan pihak yang berseberangan dengannya, maka itulah ajaran palsu yang bertopeng diatas kebenaran, dan kalau kita sepakat bahwa kurang ilmu itu tidak baik maka mari kita sama-sama menambah ilmu.

Memaksakan Kehendak Memicu Pertengkaran

Advertise

KODE IKLAN DISINI

Safe Link Converter

Encrypting your link and protect the link from viruses, malware, thief, etc!
Made your link safe to visit.





How to use our tool:

  1. Click on How To Use menu above.
  2. Click on the code and CTRL + C on your keyboard.
  3. Paste the code in your HTML blog theme before the </body>.
  4. Save your HTML blog theme. you are done!
  5. Now, your blog's outbound links was encrypted!

Advertise

KODE IKLAN DISINI

Your link show here



Advertise

KODE IKLAN DISINI



logika kebenaran islam, logika kebenaran asas pemikiran, logika kebenaran dalam filsafat, kebenaran logis dan empiris
Memaksakan Kehendak Memicu Pertengkaran

Memahami kebenaran adalah suatu masalah yang sangat urgen dalam beragama, karena kesalahan dalam memahaminya akan membuat kita bisa saling tuding antara satu pihak yang benar. Saya sarankan kepada anda kiranya dapat melatih diri untuk siap menerima perbedaan dan tenang dan sabar jika orang lain tidak dapat menerima paham yang selama ini anda yakini sebagai benar, karena persoalan kepercayaan dan keyakinan adalah merupakan hak asasi manusia.

Kalau anda tidak sanggup menahan diri untuk menuding orang lain pada pihak yang salah maka cara yang terbaik yang bisa anda lakukan adalah melakukan perlawanan dengan cara menulis buku atau semacamnya (bukan baku sindir yang bisa memicu pertengkaran) sehingga orang lain bisa paham anda.

Berbeda boleh tetapi bertengkar jangan, berbeda yes bertengkar no. Perbedaan cara pandang sah-sah saja asalkan jangan saling memojokkan antara satu dengan yang lainnya apalagi kalau tanpa memahami persoalan dan dasar pemahaman dari kelompok yang anda kritik karena dikhawatirkan jangan sampai kritikan itu hanya bersifat subyektif (sepihak) adanya.

Dalam mencari kebenaran, mencari tahu paham orang lain tidaklah mesti harus dihindari atau ditakuti, karena ada prinsip pencari kebenaran yang mengatakan bahwa:
Tidak Mesti yang ketahui harus diyakini
Perbedaan itu rahmat karena dengan perbedaan kita semakin kaya dengan perbendaharaan pengetahuan yang dengannya kita bisa memilih diantara pendapat yang berbeda. Banyak orang suka mengkritik pendapat orang lain tetapi kadang keritikannya tidak mengenai sasaran, karena ia tidak mengetahui persis persoalan dari pendapat yang ia keritik sehingga keritikannya tidak efektif.
Jangan paksakan pemahaman anda untuk diterima oleh orang, karena itu adalah bentuk penjajahan yang anda lakukan padanya

Tuhan Pasti Esa


Advertise

KODE IKLAN DISINI

Safe Link Converter

Encrypting your link and protect the link from viruses, malware, thief, etc!
Made your link safe to visit.





How to use our tool:

  1. Click on How To Use menu above.
  2. Click on the code and CTRL + C on your keyboard.
  3. Paste the code in your HTML blog theme before the </body>.
  4. Save your HTML blog theme. you are done!
  5. Now, your blog's outbound links was encrypted!

Advertise

KODE IKLAN DISINI

Your link show here



Advertise

KODE IKLAN DISINI



Mempercayai bahwa tuhan itu cuman satu dan tuhan yang satu adalah Allah bukan Percaya bahwa memiliki dua tuhan seperti yang di pikirkan orang kristen
Tuhan Pasti Esa

Setiap agama mempercayai adanya Tuhan tetapi persoalan Tuhan agama siapa yang harus dipercaya dan disembah di sini agama-agama berbeda sehingga kita akan menilai nantinya bahwa agama siapa yang benar.

Setelah kita membicarakan dan memercayai bahwa Tuhan itu pasti ada yang bertempu pada argumentasi akal murni, barulah kita melangkah ke persoalan selanjutnya yaitu tuhannya agama siapa yang benar, apakah Tuhan yang Esa atau Tuhannya agama yang lebih dari satu.

Ahli syariat mengatakan bahwa Tuhan itu pasti satu karena kalau tidak, pasti penciptaan akan kacau. Argumen ini mengatakan bahwa seandainya Tuhan itu dua boleh jadi bumi ini tidak tercipta karena mungkin Tuhan yang satu tidak mengingikan sehingga sesama Tuhan boleh saja akan terjadi perkelahian.

Argumen di atas buat penganut agama yang mempercaya Tuhan itu lebih dari satu akan menjawab terjadinya perkalahian itu disebabkan karena adanya sifat yang tidak baik seperti ingin saling menguasai, iri, dendam dan lain-lain. Tetapi kalau kita hadirkan Tuhan sebagai maha baik sehingga Tuhan yang banyak itu akan sepakat saja pada setiap penciptaan maka pasti tidak terjadi kekacauan. Oleh karena itu dengan argumen ini memungkinkan bahwa boleh saja tuhan itu lebih dari satu bahkan sampai ribuan, alasan ini pastilah ahli syariat tidak mampu menjawabnya kalau tidak menggunakan ilmu logika.

Orang yang bertumpuh pada akal murninya telah sanggup membuktikan bahwa pasti ada Tuhan sebagai pencipta. Sekarang ia ingin membuktikan lagi bahwa yang benar itu adalah Tuhan yang esa bukan yang lebih dari satu dengan dalil akal.

Sebelum orang logika menjawab masalah ini, terlebih dahulu ia ingin mengatakan bahwa yang layak disebut tuhan adalah yang sempurna dan tidak mempunyai kekurangan apapun. Menurut kaedah logika bahwa karena dia dibatasi oleh dirinya sendiri bahwa dia itu bukan yang lain, dia juga tidak sempurna karena yang namanya berbilang pasti ada yang dimiliki oleh yang satu dan tidak ada pada yang lain. Satu contoh si A dibatasi oleh dirinya sendiri bahwa dia bukan B, dan ada yang dimiliki oleh A dimana si B tidak memilikinya sehingga disebut kurang. Jadi kalau tuhan itu terbilang maka dia itu bukan tuhan karena dia terbatas dan sekaligus itu bukan tuhan karena dia terbatas dan sekaligus kurang, padahal yang namanya tuhan pasti tidak terbatas dan tidak kurang.

Kalau kita ingin mengatakan bahwa biarlah tuhan itu banyak dan tetap ia memiliki kesempurnaan yang mana semuanya sama, jawabannya adalah.
Kalau memang semuanya sama dan tidak ada pembedanya berarti itu bukan terbilang tetapi itu adalah satu. Jadi Tuhan hanya satu.

Kebenaran Butuh Logika

Kebenaran dalam logika dalam berdialog yang dialetika
Kebenaran Butuh Logika

Satu tambah satu sama dengan dua, dalam ilmu matematika jawaban ini pasti benar, kebenarannya tidak pernah berubah maulai dari manusia pertama sampai manusia yang akan datang. Jadi, ilmu matematika itu adalah ilmu pasti, ilmu yang tidak pernah berubah kebenerannya. Kalau dalam ilmu matematika kita mengenal ilmu pasti maka dalam berpikirpun juga ada ilmu pastinya yang kita sebut ilmu logika. Salah satu contoh kaedah akal yang mengatakan "setiap akibat pasti mempunyai sebab dan akibat itu hanya muncul dari sebabnya sendiri".

Hidup ini adalah pasti, sehingga ia mengharuskan kita untuk mencari pedoman yang pasti karena pedoman yang pasti adalah pedoman yang cocok dengan kehidupan.

Orang tidak dapat hidup dalam kepastian kalau tanpa berpedoman pada aturan yang pasti. Manusia akan selalu mengalami kegoncangan hidup kalau ia tidak mengambil aturan yang pasti karena bagaimana mungkin ia bisa hidup dalam kepastian kalau tanpa berpedoman pada aturan yang pasti.

Keberadaan kita di muka bumi ini adalah pasti karena penyebabnya adalah pasti keberadaanya, kalau anda ada maka orang tua anda pasti juga ada karena tidak mungkin ada akibat kalau tidak ada sebab.

Sebuah aturan yang tidak pasti, pasti akan membuat manusia hidup dalam ketidak pastian (tidak hilang) sehingga jika manusia menginginkan hidup dalam kepastian (ketenangan) maka harus mencari pedoman yang pasti.

Aturan adalah tatanan atau prinsip-prinsip yang menggerakkan kita untuk menuju sebuah cita-cita. Maka cita-citanya ideal maka pasti aturannya ideal karena yang ideal hanya lahir dari yang ideal.

Mustahil manusia menuju ke sebuah cita-cita yang ideal tanpa aturan yang ideal karena aturanlah yang berperan sebagai penggerak menuju kesebuah cita-cita yang ideal maka memakai aturan yang ideal.

Manusia butuh kepastian menuju sebuah cita-cita sehinnga aturan sangat tegas dalam kebenaran dan kesalahan karena aturan yang benar akan menempatkan manusia pada sesuatu yang benar dan aturan yang salah dan menempatkan manusia pada sesuatu yang salah sehingga yang salah tidak bisa dikatakan benar dan yang benar tidak bisa dikatakan salah.

Kalau cita-cita ideal kita itu adalah pasti adanya ? haruslah pasti dalam artian apakah ia pasti benar atau pasti salah.

Kalau aturan yang kita pakai adalah pasti benarnya maka cita-cita ideal kita akan pasti benar pula. Tetapi kalau aturan yang kita pakai itu adalah salah, maka pasti cita-citanya juga salah. Yang menjadi pertanyaan buat kita adalah adakah sebuah aturan yang pasti, kalau ada dengan dasar apa kita menilai bahwa ia adalah aturan yang pasti. Pertanyaan inilah yang tidak pernah berhenti dibicarakn oleh manusia bahwa apakah benar dan salah itu adalah pasti atau relatif.

Benar dan salah adalah merupakan hasil penilaian kita terhadap sesuatu yang merupakan hasil pemahaman  sesuatu juga adalah merupakan hasil proses pikiran atau akal kita. Supaya hasil pikiran kita itu pasti adanya, maka berpikir yang pasti karena kalau berpikir tanpa diikat dengan sebuah aturan yang pasti, hasilnya bukanlah kepastian.
Yang pasti hanya lahir dari yang pasti, yang tidak pasti hanya lahir dari yang tidak pasti
Ketika manusia berpikir tanpa aturan yang pasti maka pasti hasil pikiran itu akan kacau. Ibarat orang memperbaiki barang elektronik dengan tanpa aturan yang pasti maka pekerjaanya pasti salah. Kalau seseorang dokter mengadakan operasi bedah terhadap pasiennya dengan tanpa aturan yang pasti, maka tunggulah kematian pasien itu. Kalau seorang petani bercocok tanam tanpa aturan yang pasti, maka bagaimana mungkin ia akan mendapatkan hasil dari tanamannya.

Dengan melihat contoh-contoh di atas, ternyata tidak ada satupun yang bisa dilakukan tanpa sebuah aturan yang pasti. Di sinilah terbukti bahwa berpikir pun butuh sebuah aturan yang pasti. Jadi aturan dalam berpikir adalah merupakan sebuah keharusan yang harus dimiliki oleh manusia kalau ia merasa rindu terhadap sebuah kebenaran yang absolut. Aturan berpikir inilah dalam dunia pengetahuan disebut sebagai Ilmu Logika.

Sebagaimana penjelasan diatas bahwa hidup ini perlu sebuah aturan yang pasti sehingga aturan sangat tegas dalam persoalan benar dan salah, benar dan salah adalah penilaian, penilaian terhadap sesuatu haruslah dipahami, terpahaminya sesuatu itu, sangat tergantung pada logis tidaknya seseuatu itu, logis tidaknya sebuah argumentasi sangat bergantung pada aturan berfikir ditemukan dalam ilmu logika, maka kesimpulannya adalah HIDUP INI BUTUH LOGIKA.

Dalam pencarian sebuah kebenaran, logika mendapatkan posisi yang paling pertama dan utama karena tanpa logika kebenaran tak pernah dipahami.

Bagi siapa saja yang suka pemikiran-pemikiran kontroversi dan suka mengadakan sebuah perbandingan pemikiran atau idiologi, maka mempelajari ilmu logika adalah wajib baginya. Jika anda suka membandingkan idologi-idiologi yang berkembang di dunia ini tanpa mau belajar ilmu logika sebelumnya, maka siap-siaplah anda menjadi orang bingung yang tidak punya prinsip dalam hidup ini yang dapat diombang ambingkan oleh paham-paham yang berkembang yang ibaratnya sebuah kapas yang siap diterbangkan oleh arah angin yang dari manapun datangya.

Bagi siapa yang tidak mendapatkan kebenaran pada ilmu logika maka janganlah mengklaim bahwa ilmu logika tak mampu menemukan sebuah kebenaran, sebab itu hanya anda-lah  yang tak mampu menggunakan ilmu logika dalam menilai sebuah kebenaran dan kesalahan. Janganlah ketidak mampuan kita akan dijeneralkan kepada semua orang karena itu hanya kekurangan subyektivitas kita yang tak mampu menggunakan ilmu logika sebagai dasar pencarian kebenaran, karena ada orang yang mampu menggunakan ilmu logika sebagai dasar pencariannya.

Menurut banyak orang bahwa ilmu logika tak sanggup untuk membuktikan keberadaan Tuhan. Sungguh itu adalah kebohongan yang nyata dan itu hanya ungkapan orang yang tidak pernah belajar ilmu logika, ataukah ia tidak mengerti ilmu logika itu sendiri. padahal ilmu logika adalah merupakan tolak ukur yang pertama bagi seseorang untuk menerima sebuah agama, bahwa apakah agama yang dianutnya itu logis atau tidak.ini yang benar kalau kita tidak mengukurnya atau menimbangnya dengan ilmu logika.

Kami heran melihat orang yang sangat membenci ilmu logika dan bahkan mengkafirkan orang yang mempelajari ilmu logika. Padahal ilmu logika dipelajari agar sesuatu dapat dipahami secara logis. Bukanlah justru kita harus bangga jika kita mampu menjelaskan konsep keberagamaan kita secara logis dan agama yang tidak logis seharusnya ditinggalkan.

Kalau ada orang yang mampu menjelaskan agama yang kita yakini secara logis karena menggunakan ilmu logika seharusnya tidak kita musuhi tetapi justru perlu kita berterima kasih.

Sebenarnya penolakan pada ilmu logika itu lahir dari agama yang tidak logis sebab tanpa menolak ilmu logika agamanya akan ditinggalkan oleh penganutnya. Oleh karena itu demi menjaga keesisan agamanya yang tidak logis itu maka dia harus menolak ilmu logika, sehingga kalau anda menganggap bahwa agama anda logis maka tidak usahlah ketakutan. Jadi dapatlah dikatakan bahwa agama yang menolak ilmu logika adalah agama yang tidak logis.

Orang yang berlogika adalah orang yang mempergunakan aturan-aturan berfikir dalam mencari mempergunakan aturan-aturan berfikir dalam mencari sebuah kebenaran, karena dengan mempergunakan aturan-aturan berfikir manusia akan terangkat derajatnya melebihi makhluk lain.

Orang yang mempelajari ilmu logika dan mengambilnya sebagai timbangan kebenaran pada tahap pencariannya yang pertama maka sungguh ia berjalan menuju menjadi hakekat manusia. Dan orang yang berjalan untuk mengenal Tuhannya. Dari premis di atas maka dapatlah disimpulkan bahwa untuk mengenal keberadaan Tuhan harus berlogika.
Untuk menjadi manusia harus berakal, supaya berakal harus berlogika, maka menjadi manusia harus berlogika.
Dari premis-premis yang dibangun di atas maka dapat pulahlah disimpulkan bahwa sebagai pencari kebenaran, ilmu logika adalah merupakan kunci paling utama baginya.
Berfikir sebagaimana adanya adalah sifat orang yang waras, Ilmu logika adalah pembimbing untuk berfikir sebagaimana adanya, maka untuk menjadi orang waras haruslah berlogika.

Kecenderungan Mencari Tuhan - Filsafat Ketuhanan 1

Sebelum kita mengkaji lebih mendalam filsafat ketuhanan, sebaiknya kita ketahui diri kita sendiri agar, kita tidak sombong dalam artian sombong kita baru hanya mebaca 1 buku kita merasa sudah hebat melainkan harus sebaliknya, dalam kata artian tidak  ada petani yang tunduk kepada padi melainkan padi yang merunduk kepada padi.

filsafat ketuhanan kecenderungan mencari tuhan

Kita pertama membahas Kecenderungan Mencari Tuhan.


Ketika seseorang mulai menyadari eksitensi dirinya, maka timbullah  tanda tanya dalam hatinya sendiri tentang banyak hal. Dalam lubuk hati yang dalam, memancar kecenderungan untuk tahu berbagai rahasia yang masih merupakan misteri yang terselubung.

Pertanyaan-pertanyaan itu antara lain, dari mana saya ini, mengapa saya tiba-tiba ada, hendak kemana saya dan lain-lain bisikan kalbu.

Dari arus pertanyaan yang mrngalir dalam bisikan hati itu, terdapat suatu cetusan yang mempertanyakan tentang penguasa tertinggi alam raya ini yang harus terjawab. Ketika pandangan di arahkan ke lazuardi biru, maka hatipun bertanya demikian kekar dan indah.

Ketika malam kelam membelam, langit dihiasi dengan pesta cahaya bintang, mengalirlah perasaan romantis mengaguminya. Tetapi di balik kekakugaman akan romantika itu, hati mencoba menelusuri siapa dia yang menempatkan letak-letak bintang itu begitu permai, serasi dan memukau.

Tatkala seseorang beranjak lebih dewasa dan mengenyam lebih banyak lagi pengalaman, maka kecenderungan untuk ingin tahu itu lebih keras lagi. Nampak kian banyak misteri yang terselubung di balik kehidupan ini. Banyak keinginan tidak selamanya terpenuhi. Sebaliknya banyak kejadian yang mendadak tak diduga sebelumnya. Maka siapakah penguasa di balik iradah dan kemampuan insan terbatas itu ?.

Pada tahap ini, bukan saja naluri yang bergolak tetapi otak dan logika mulai main untuk membentuk pengertian dan mengambil kesimpulan tentang adanya Tuhan.

Demikianlah jadi fitrah manusia bergolak mencari dan merindukan tuhan, mulai dari bentuk yang dangkal dan bersahaja berupa perasaan sampai ke tingkat yang lebih tinggi berupa penggunaan akal (filsafat).

Boleh jadi fitrah ini sekali tertutup kabut kegelapan sehingga nampak manusia tidak mau tahu siapa penciptanya, namun kekuatan fitrah sewaktu-waktu muncul ke permukaan lautan keadaan memanisfestasikan kecenderungannya merindukan tuhannya yang begitu baik budi. Dan betapa bahagianya pencari-pencari Tuhan yang merindukan penciptanya itu, ketika mereka disambut mesra oleh Tuhan sendiri dalam bentuk petunjuk yang diwahyukan-nya melalui rasul-rasulnya, disinilah terdapat perbedaan antara naluri, akal dan wahyu yang membuahkan ma’rifah, pegenalan terhadap Allah dengan sebenar-benarnya.

Penulis Buku - Dr. H. Hamzah Ya'Kub

Pengertian Filsafat Dari Para Ahli - Filsafat Ketuhanan 2

Oke kali ini pembuat artikel akan melanjutkan artikel sebelumnya dimana artikel sebelumnya ialah kecenderungan mencari tuhan pada bagian pertama dari filsafat ketuhanan, Pengertian Filsafat dari filsafat ketuhanan silahkan dibaca pada bagian bawah images 

Pengertian Filsafat - Filsafat Ketuhanan

2. Pengertian Filsafat

Sebelum dikaji pengertian  "Filsafat Ketuhanan" maka terlebih dahulu perlu diketahui apa arti "filsafat" dan bagian-bagiannya dimana filsafat ketuhanan merupakan salah satu bagian dari padanya.

Dilihat dari segi bahasa, maka perkataan "filsafat" adalah bentuk kata Arab yang berasal dari bahasa yunani "philosophia", yang merupakan kata majemuk. Philo berarti suka atau cinta, dan sophia berarti kebijaksanaan.

Jadi arti menurut namanya saja : cinta kepada kebijaksanaan.

Dalam kata Belanda didapati perkataan "Wijsbegeerte". Wijs, berarti cakap, pandai atau bijaksana. Begeerte, adalah nama benda atau pekerjaan. Begeren, megandung arti "menghendaki sekali" atau "ingin sekali".

Jadi "Wijs begeerte" berarti: "kemauan yang keras untuk mendapatkan kecakapan seseorang yang bijaksana", yang biasanya dinamakan "wijse" (orang yang bijaksana).

Menurut sejarah filsafat, istilah "philosophi", pertama sekali diperguakan dalam sekolah Socrates, Kemudian Plato menamakan suatu ilmu pengetahuan tentang kegiatan jiwa manusia.

Guna memahami maksud dan tujuan serta lingkaran pembahasan filsafat, maka tidak hanya diperlukan makna filsafat menurut bahasa (logat), melainkan lebih daripada itu diperlukan pengertian menurut istilah yang diberikan oleh para ahli yang terkadang jauh lebih luas dibandingkan dengan arti menurut bahasa.

Percakapan antara Herodates dan Thucydides (Yunani) membayangkan makna filsafat menurut alam fikiran yunani yakni sebagai berikut : "Perasaan cinta kepada ilmu kebijaksanaan dengan keinginan untuk memperoleh kepandaian atau ilmu kebijaksanaan itu".

Plato seorang filsuf Yunani menghendaki agar sarjana-sarjana filsafat yang seharusnya dijadikan penjaga negara. Dalam hubungan ini, Plato berpendapat bahwa filsafat bukanlah pengetahuan kebijaksanaan dan kepandaian melaingkan kegemaran dan kemauan untuk mendapatkan pengetahuan yang luhur-luhur itu.

Dalam sekolah Socrates dan Plato, philosophia dipergunkan sebagaia nama ilmu pengetahuan tentang aktivitas jiwa manusia.

Aristoteles (348-322 S.M) menegaskan  filsafat dengan makna yang pendek : Ilmu tentang kebenaran.

Kemudian dijelaskannya bahwa kebenaran itu harus didapatkan dengan ilmu-ilmu metafisika, rhetorika, ethika, ekonomi, politik dan aesthetika.

Heracleitos (536-470 S.M) dan Phytagora mengemukakan " sarjana-sarjana filsafat ialah orang-orang yang suka kepada ilmu kepandaian".

Cicero (106-3 S.M) mengemukakan : "ilmu filsafat adalah ibu dari semua ilmu pengetahuan lainnya. Ilmu filsafat adalah ilmu pengetahuan yang terluhur, dan keinginan untuk mendapatkannya".

Thomas Hobbes (1588-1679 M) seorang filosof Inggris mengemukakan : "Ilmu filsafat adalah ilmu pengetahuan yang menerangkan perhubungan hasil dan sebab-sebab dan hasilnya, dan oleh karena itu senantiasa adalah perubahan".

Immanuel Kant (1724-1804 M) seorang filosof jerman berpendapat : "filsafat sebagai ilmu penegetahuan yang menyelediki dasar-dasar untuk mengetahui sesuatu dan untuk bertindak".

Prof. Dr. M.J. Langeveld mahaguru "Rijk Universiteit Utreech" dalam bukunya  "op wegnaar wijsgerig Denken" (Menuju pemikiran filsafat) mengemukakan antara lain : "...... dalam kita memikirkan dan menyelami masalah-masalah apapu juga dalam hubungannya dengan keseluruhan serwa sekalian secara radikal, yaitu mulai pada dasarnya hingga konsekwensi-konsekwensinya yang terakhir - dan menurut sistim, artinya dengan membuktikan yang dapat diterima oleh akal dengan susun-menyusun serta hubung-menghubung secara bertanggung jawab. hasil pembuktian dan uraian  itu keseluruhannya dinamakan filsafat".

I.R. Pudjawijatna dalam bukunya yang berjudul "Pembing ke arah alam filsafat", setelah mengemukakan arti filsafat menurut bahasa "ingin mengerti dengan mendalam" atau cinta kepada kebijaksanaan" tidak lain daripada usaha mencari sebab yang sedalam-dalamnya dan hal demikian itu sesuai benar dengan kecenderungan manusia untuk menegerti. ia berkesimpulan bahwa pembatasan filsafat sebagai berikut : "filsafat ialah ilmu yang berusaha mencari sebab yang sedalam-dalamya bagi segala sesuatu berdasarkan atas fikiran belaka".

Drs. Hasbullah Bakri SH. Menyimpulkan definisi filsafat sebagia berikut: "ilmu filsafat ialah ilmu yang menyelidiki segala sesuatu dengan mendalam mengenai ketuhanan, alam semesta dan manusia sehingga menghasilkan pengethuan tentang bagaimana hakikatnya sejauh yang dapat dicapai akal manusia dan bagaimana sikap manusia itu seharusnya setelahb mencapai pengetahuan itu".

Kemudian secara simpel, ingin kami simpulkan pula bahwa : Filsafat ialah kebijaksanaan (hikmah) menggunakan akal fikiran untuk mengethui kebenenaran yang hakiki.


Penulis Buku - Dr. H. Hamzah Ya'Kub

Konsep Dasar Filsafat Ilmu - Filsafat Ilmu 1


Pernahkah dalam hati kita bertanya kenapa manusia diciptakan berbeda jenis kelamin antara laki-laki dan perempuan? Atau mengajukan pertanyaan, mengapa kita ada di dunia ini? Dan untuk apa kita hidup di dunia ini? Kenapa kita memiliki perasaan sedih, gembira, takut, gelisah, dan malu? Mengulas kiasan dari Martinus “Aku datang, entah dari mana. Aku ini, entah siapa.

Aku pergi, entah kemana. Aku akan mati, entah kapan. Aku heran bahwa aku gembira”. Berawal dari keingintahuan dari pikiran hati kita yang terdalam, pada dasarnya kita sudah melakukan kegiatan berfilsafat. Filsafat adalah suatu tindakan ataupun suatu aktivitas.1 Maka, konsep dasar yang pertama, yang dilakukan seseorang jika disebut sedang berfilsafat yaitu aktivitas untuk kegiatan berpikir.

Filsafat sebagai sebuah aktivitas untuk berpikir secara mendalam tentang pertanyaan-pertanyaan besar dalam hidup manusia seperti apakah Tuhan itu ada, seperti apa tujuan hidup dan cita cita kita, serta kenapa manusia berbeda dengan makhluk lainnya. Yang kedua, setelah kegiatan berpikir yaitu keterampilan menjawab permasalahan. Menjawab permasalahan yang dimaksud adalah persoalan yang terkait dengan pikiran-pikiran yang menjadi rasa keingintahuan kita. Tujuan belajar filsafat menjadikan kita akan mendapatkan beberapa keterampilan seperti memikirkan suatu masalah secara mendalam dan kritis, membentuk argumen dalam bentuk lisan maupun tulisan secara sistematis dan kritis, mengkomunikasikan ide secara efektif, dan mampu berpikir secara logis dalam menangani masalah masalah kehidupan yang selalu tidak terduga. Yang ketiga, setelah keterampilan menjawab permasalahan yaitu mengambil hikmah dari permasalahan dan kesimpulan yang diperoleh. Filsafat mengajarkan kita untuk melakukan analisis, dan mengemukakan ide dengan jelas serta rasional.

Filsafat mengajarkan kita untuk mengembangkan serta mempertahankan pendapat secara sehat. Artinya bahwa kita sebagai manusia akan mampu melihat masalah dari berbagai sisi, berpikir kreatif, kritis, mampu mengatur waktu dan diri, serta mampu berpikir fleksibel di dalam menata hidup yang terus berubah. Filsafat mengajak kita untuk memahami dan mempertanyakan ide-ide tentang kehidupan, tentang nilai nilai hidup, dan tentang pengalaman kita sebagai manusia. Dari hal tersebut filsafat mencoba menjawabnya secara rasional, kritis, sistematis, dan logis. Ketika belajar filsafat, kita akan berjumpa dengan pemikiran para filsuf besar sepanjang sejarah manusia. Adapun pemikir filsafat ilmu seperti Plato, Aristoteles, Immanuel Kant, Thomas Aquinas, dan Jacques Derrida.

Berikut pembahasan mengenai konsep dasar filsafat ilmu

Baca Selanjutnya

Filsafat Ilmu - Drs. Lies Sudibyo, M.H, Drs. Bambang Triyanto, M.M, Meidawati Suswandari, S.Pd., M.Pd.

Hakikat Filsafat Ilmu - Filsafat Ilmu 2

Filsafat merupakan kata majemuk dari kata-kata philia (persahabatan, cinta) dan sophia (kebijaksanaan). Sehingga memiliki arti sebagai seseorang “pencinta kebijaksanaan”.

Advertise

KODE IKLAN DISINI

Safe Link Converter

Encrypting your link and protect the link from viruses, malware, thief, etc!
Made your link safe to visit.





How to use our tool:

  1. Click on How To Use menu above.
  2. Click on the code and CTRL + C on your keyboard.
  3. Paste the code in your HTML blog theme before the </body>.
  4. Save your HTML blog theme. you are done!
  5. Now, your blog's outbound links was encrypted!

Advertise

KODE IKLAN DISINI

Your link show here



Advertise

KODE IKLAN DISINI



Hakikat Filsafat Ilmu - Filsafat Ilmu 2

Akan tetapi, terdapat juga yang mengurainya dengan kata philare atau philo yang berarti cinta dalam arti yang luas yaitu “ingin” dan berusaha untuk mencapai yang diinginkan. Kemudian dirangkai dengan kata sophia artinya kebijakan, pandai, dan pengertian yang mendalam. Dengan mengacu pada konsep tersebut maka dipahami bahwa filsafat dapat diartikan sebagai sebuah perwujudan dari keinginan untuk mencapai pandai dan cinta pada kebijakan.

Disamping itu dalam pandangan John Losee dalam bukunya yang berjudul “A Historical Introduction to the Philosophy of Science, Fourth edition, menyatakan tentang: The philosopher of science seeks answers to such questions as:

1. What characteristics distinguish scientific inquiry from other types of investigation?
2. What procedures should scientists follow in investigating nature?
3. What conditions must be satisfied for a scientific explanation to be correct?
4. What is the cognitive status of scientific laws and principles?.

Artinya bahwa tugas dari pemikir filsafat ilmu ialah untuk menjawab dan menyelesaikan persoalan berkaitan dengan 4 pokok bahasan: pertama, berkaitan dengan apa yang menjadi perbedaaan ilmiah karakteristik tipe setiap ilmu satu dengan ilmu lainnya dengan metode penelitian. Kedua, prosedur apa yang harus dilakukan secara ilmiah dalam melakukan penelitian atas kenyataan yang terjadi di alam?, Ketiga, apa yang wajib dilakukan dalam memperoleh penjelasan ilmiah untuk melakukan penelitian dan eksperimen?. Keempat, apakah teori itu dapat diambil sebagai konsep dan prinsip-prinsip ilmiah?.

John Losee yang beragumen terhadap 4 pokok bahasan tersebut, dipertegas oleh Kattsoff yang merangkum nya dalam karakteristik filsafat, meliputi:

1. Filsafat adalah berpikir secara kritis.
2. Filsafat adalah berpikir dalam bentuknya yang sistematis.
3. Filsafat menghasilkan sesuatu yang runtut.
4. Filsafat adalah berpikir secara rasional.
5. Filsafat bersifat komprehensif.

Sedangkan, dalam argument yang sedikit berbeda dari Ali Mundhofir menyimpulkan bahwa ciri-ciri dari seseorang berfikir filsafat, diantaranya:

1. Berpikir secara radikal.
2. Secara universal.
3. Secara konseptual.
4. Secara kohern dan konsistensi.
5. Secara sistematik.
6. Secara komprehensif.
7. Secara bebas.
8. Secara tanggung jawab.

Berdasarkan ciri-ciri filsafat di atas, terdapat analogi pandangan mengenai sudut pandang filsafat ada 6 kategori, yaitu:

Pertama, filsafat erat kaitannya dengan sastra. Sastra sebagai bagian dari filsafat dikarenakan dalam sebuah ekspresi sastra tidak jarang bahasa yang diungkapkan mengandung nilai-nilai sastra. Akan tetapi tidak semua sasatra masuk dalam kategori filsasafat sebab setiap seni sasatra memiliki karakteristik dan kekhasannya masing masing.

Kedua, fisafat erat arena politik dan sosial. Hal ini berkaitan dengan pandangan bahwa karya filsafat dipandang sebagai dimensi dari ideologi yang merupakan bagian dari konsep negara.

Ketiga, filsafat erat kaitannya dengan komponen metodologi. Seseorang dalam memperoleh kebenaan yang pasti harus memulainya dengan sesuatu yang diragukan terlebih dahulu. Dan seseorang tidak akan mudah langsung percaya sedemikian rupa, karena ada proses mencerna akan informasi dan data yang diperolehnya. Sehingga menurut Descrates seolah-olah manusia memiliki sikap yang skeptis terhadap informasi yang pertama kali didengarkannya.

Sebagai pemecahannya terdapat langkah-langkah atau cara metodis yang menjadikan manusia untuk berpaling dari keraguannya menjadi kepastian dari sebuah informasi dan data yang didengarnya. Langkah tersebut meliputi:

a. Mulailah dengan meragukan sesuatu yang pertama kali kita terima sebagai sebuah kebenaran.
b. Klasifikasikan masalah-masalah atau informasi yang sederhana hingga yang rumit (kompleks).
c. Berikan pemecahan masalah dari yang sederhana lalu bertahap kearah yang lebih rumit.
d. Periksa kembali secara keseluruhan jika ada permasalahan (informasi) yang terabaikan atau terlewati.

Keempat, filsafat erat kaitannya dnegan analisis bahasa. Kritik bahasa yang dimaksud adalah bertujuan untuk mengklarifikasi pemikiran secara logis.

Kelima, filsafat dikaitkan dengan menghidupkan kembali pola pikir filsasfat di masa terdahulu. Hal ini mengharapkan bagi para filsuf untuk mempelajari sejarah dari filsasafat.

Keenam, filsafat yang bermula dari mendominasi pemikiran tentang tingkah laku dan etika.

Baca Selengkapnya

Filsafat Ilmu - Drs. Lies Sudibyo, M.H, Drs. Bambang Triyanto, M.M, Meidawati Suswandari, S.Pd., M.Pd.

Ruang Lingkup Filsafat Ilmu - Filsafat Ilmu 3

Filsafat merupakan induk dari semua ilmu. Dikarenakan objek material filsafat bersifat umum berupa seluruh kenyataan, di sisi lain ilmu-ilmu dalam filsafat membutuhkan objek khusus. Sehingga, menyebabkan berpisahnya ilmu dari filsafat. Meskipun demikian, masing masing ilmu memisahkan diri dari filsafat, bukan berarti hubungan filsafat dengan ilmu-ilmu khusus menjadi terputus.

Ruang Lingkup Filsafat Ilmu - Filsafat Ilmu 3

Oleh karena itu, prinsip dasar filsafat tetap mengkaji tentang: Pertama, filsafat tentang pengetahuan yang mengkaji pengetahuan dan kebenaran, epistemologi, logika, dan kritik ilmu-ilmu. Kedua, filsafat tentang keseluruhan kenyataan dengan kajiannya eksistensi (keberadaan) dan esensi (hakikat), metafisika umum (ontologi), metafisika khusus: antropologi (tentang manusia), kosmologi (tentang alam semesta), teologi (tentang tuhan). Ketiga, filsafat tentang nilai-nilai yang terdapat dalam sebuah tindakan yang mengkaji kebaikan dan keindahan, etika, dan estetika. Keempat tentang sejarah filsafat yaitu berbicara tentang kajian ruang dan waktu.

Sedangkan dalam pandangan Moh Adib menyatakan bahwa ilmu filsafat mempelajari 2 obyek kajian yaitu obyek material dan obyek formal. Obyek material adalah apa yang dipelajari dan dikupas sebagai bahan (materi) pembicaraan. Objek material adalah objek yang dijadikan sasaran menyelidiki oleh suatu ilmu, atau objek yang dipelajari oleh ilmu itu. Objek material filsafat illmu adalah pengetahuan itu sendiri, yakni pengetahuan ilmiah yang telah di susun secara sistematis dengan metode ilmiah tertentu, sehingga dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya secara umum.

Mudhofir juga menegaskan bahwa objek material merupakan sasaran pemikiran akan sesuatu yang sedang diselidiki atau yang dipelajari. Objek material mencakup hal konkrit misalnya manusia, tumbuhan, batu ataupun hal-hal yang abstrak seperti ide-ide, nilai-nilai, dan kerohanian. Objek formal sebagai cara memandang, cara meninjau oleh peneliti terhadap objek materialnya serta prinsip-prinsip yang digunakannya. Objek formal dari suatu ilmu tidak hanya memberi keutuhan suatu ilmu, tetapi pada saat yang sama membedakannya dari bidang-bidang yang lain. Satu objek material dapat ditinjau dari berbagai sudut pandangan sehingga menimbulkan ilmu yang berbeda-beda.

Di samping itu, menurut Surajiyo memberikan opini mengenai objek material sebagai suatu bahan yang menjadi tinjauan penelitian atau pembentukan pengetahuan itu. Sehingga dalam obyek material tidak lepas dari ilmu pengetahuan itu sendiri, yaitu pengetahuan yang telah disusun secara sistematis dengan metode ilmiah tertentu, maka dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya secara umum. Terkait objek formal filsafat ilmu berkaitan tentang hakikat ilmu pengetahuan, artinya filsafat ilmu lebih menaruh perhatian terhadap problem-problem ilmu pengetahuan, seperti: apa hakikat ilmu, apa fungsi ilmu pengetahuan, dan bagaimana memperoleh kebenaran ilmiah. Problem inilah yang di bicarakan dalam landasan pengembangan ilmu pengetahuan yakni landasan ontologis, epistemologis, dan aksiologis.

Berdasarkan beberapa argument tentang obyek material dan formal di atas, kemudian dijabarkan dalam 3 aspek secara umum dari obyek kajian filsafat ilmu meliputi:

a. Landasan ontologis berbicara tentang obyek apa yang ditelaah ilmu? Bagaimana ujud yang hakiki dari obyek tersebut? Bagaimana hubungan antara obyek tadi dengan daya tangkap manusia yang membuahkan pengetahuan?.
b. Landasan epistemologis berkaitan dengan Bagaimana proses yang memungkinkan ditimbanya pengetahuan yang berupa ilmu? Bagaimana prosedurnya? Hal-hal apa yang harus diperhatikan agar mendakan pengetahuan yang benar? Apakah kriterianya? Apa yang disebut kebenaran itu? Adakah kriterianya? Cara/teknik/sarana apa yang membantu kita dalam mendapatkan pengetahuan yang berupa ilmu?.
c. Landasan aksiologis mengkaji tentnag Untuk apa pengetahuan yang berupa ilmu itu dipergunakan? Bagaimana kaitan antara cara penggunaan tersebut dengan kaidah-kaidah moral? Bagaimana penentuan obyek yang ditelaah berdasarkan pilihan-pilihan moral? Bagaimana kaitan antara teknik prosedural yang merupakan operasionalisasi metode ilmiah dengan norma-norma moral/profesional?.

Sementara itu menurut Rizal&Misnal13 bahwa cabang-cabang utama filsafat ilmu terdiri dari:

a. Metafisika Metafisika adalah cabang filsafat yang membahas persoalan tentang keberadaan dan eksistensi. Christian wolff mengklasifikasikan metafisika sebagai metafisika umum (Ontologi), metafisika khusus (psikologi, kosmologi, theology).

Ada beberapa peran metafisika dalam ilmu pengetahuan,yaitu:

Metafisika mengerjakan cara berfikir dengan cermat dan terus menerus dalam pengembangan ilmunya.

1) Metafisika menuntut orisinalitas berfikir yang sangat diperlukan bagi ilmu pengetahuan.
2) Metafisika memberi bahan pertimbangan yang kuat pada ilmu pengertahuan yang berlandaskan pada anggapan-anggapan atau tidak pasti.
3) Menimbulkan cara pandang yang semestinya, sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan pada masa sekarang.
b. Epistemologi Epistemologi berasal dari yunani yaitu “episteme” yang berarti pengetahuan atau knowledge dan “logos” yang berarti teori. Jadi epistemologi adalah teori ilmu pengetahuan. Istilah-istilah lain yang setara dengan epistemologi adalah:

1) Kriteriologi, yaitu cabang filsafat yang membicarakan ukuran benar atau tidaknya pengetahuan.
2) Kritik pengetahuan, yaitu pembahasan mengenai pengetahuan secara kritis.
3) Gnosiology, yaitu perbincangan mengenai pengetahuan yang bersifat ilahiah (gnosis).
4) Logika material, yaitu pemnbahasan logis dari segi isinya, sedangkan logika formal lebih menekankan pada segi bentuknya.

Objek material epistemologi adalah pengetahuan sedangkan objek formalnya adalah hakikat pengetahuan. Persoalan-persoalan penting yang dikaji dalam epistemologi berkisar pada masalah: asal-usul pengetahuan, peran pengalaman dan akal dalam pengetahuan, hubungan antara pengetahuan dengan kebenaran, kemungkinan skeotisisme universal dan bentuk-bentuk perubahan pengetahuan yang berdasarkan konseptualisasi baru mengenai dunia.

Semua pengetahuan hanya dikenal dan ada dalam pikiran manusia, tanpa pikiran pengetahuan tidak akan eksis. Bahm menyebutkan delapan hal penting yang berfungsi membentuk struktur pikiran manusia yaitu mengamati, menyelidiki, percaya, hasrat, maksud, mengatur, menyesuaikan, dan menikmati. Perbincangan penting dalam epistemologi terkait degan jenis-jenis pengetahuan. Ada dua jenis pengetahuan yaitu pengetahuan ilmiah dan pengetahuan non ilmiah. Pengetahuan ilmiah memiliki pengenalan ciri berlaku umum, mempunyai kedudukan mandiri, mempunyai dasar pembenaran, sistematik, dan intersubjektif.

Pengetahuan di pandang dari jenis pengetahuan yang di bangun dapat di bedakan yaitu pengetahuan biasa, pengetahuan ilmiah, pengetahuan filsafati dan pengetahuan agama yang memiliki sifat dogmatis. Sedangkan pengetahuan di pandang atas dasar kriteria karakteristiknya dapat dibedakan yaitu indrawi, akal budi, intuitif dan kepercayaan atau otoritatif.

c. Aksiologi
Aksiologi ini membahas tentang masalah nilai. Problem utama aksiologis menurut Runes berkaitan dengan kodrat nilai berupa problem, jenis-jenis nilai menyangkut perbedaan pandangan, kriteria nilai artinya ukuran untuk menguji nilai yang di pengaruhi sekaligus oleh teori psikologi dan logika dan status metafisika nilai mempersonalkan tentang bagaimana hubungan antara nilai terhadap fakta fakta yang diselidiki melalui ilmu-ilmu kealaman.

Salah satu cabang aksiologis yang banyak membahas masalah nilai baik atau buruk adalah bidang etika yang mengandung tiga pengertian yaitu bisa dipakai dalam arti nilai atau norma moral yang menjadi pegangan dalam mempengaruhi tingkah lakunya, kumpulan asas/nilai moral, dan ilmu tentang yang baik atau buruk.

Baca Selengkapnya

Filsafat Ilmu - Drs. Lies Sudibyo, M.H, Drs. Bambang Triyanto, M.M, Meidawati Suswandari, S.Pd., M.Pd.

Histori Filsafat Ilmu - Filsafat Ilmu 4

Perkembangan filsafat terdiri dari beberapa masa. Berikut ini masa-masa yang dilalui oleh para pemikir filsafat dalam ide dan opininya.

Advertise

KODE IKLAN DISINI

Safe Link Converter

Encrypting your link and protect the link from viruses, malware, thief, etc!
Made your link safe to visit.





How to use our tool:

  1. Click on How To Use menu above.
  2. Click on the code and CTRL + C on your keyboard.
  3. Paste the code in your HTML blog theme before the </body>.
  4. Save your HTML blog theme. you are done!
  5. Now, your blog's outbound links was encrypted!

Advertise

KODE IKLAN DISINI

Your link show here



Advertise

KODE IKLAN DISINI



Histori Filsafat Ilmu - Filsafat Ilmu 4

Pertama, dimulai pada masa Yunani Kuna. Di masa Yunani Kuna (abad IV–VI SM) filsafat merupakan upaya manusia dalam keingintahuannya mencari kebijaksanaan. Secara etimologis arti filsafat, yaitu philosophia artinya senang. Penjabaran dari philosophia yaitu suka (philos) akan kebijaksanaan (sophia). Bagi orang Yunani, senang akan kebijaksanaan selalu diarahkan dengan kepandaian yang bersifat teoritis dan praktis. Kepandaian bersifat teoritis adalah upaya manusia mencari pengetahuan yang penuh dengan gagasan dan ide-ide ataupun konsep-konsep yang tentunya sejalan dengan cara atau alam pikiran mereka. Awal mula dari munculnya gagasan ataupun ide-ide diarahkan untuk memahami alam semesta berupa mitos mitos. Di dalam mitos-mitos tersebut, terdapat kekuatan alam semesta dari para Dewa. Sehingga bangsa Yunani pola pikiran bersifat magis bahkan dianggap tidak rasional, karena hanya Dewa menjadi kekuatan magis bagi kehidupan mereka.

Sedang kepandaian yang bersifat praktis adalah upaya mencari pengetahuan yang diarahkan untuk menemukan kegunaan dari pengetahuan itu. Apabila pengetahuan itu bermanfaat ataupun berguna, maka peran ataupun fungsi pengetahuan sangatlah berarti bagi manusia ataupun orang banyak. Bagi bangsa Yunani, pengetahuan praktis adalah pengetahuan yang mendasarkan pada suatu keterampilan dan memiliki tujuan tertentu. Keterampilan itu misalnya keterampilan atau keahlian membuat suatu bangunan, suatu karya sastra, suatu karya musik, atau seni suara, keterampilan olah tubuh atau berolahraga dan sebagainya.

Dari perkembangan secara historis, bangsa Yunani mengalami perubahan dalam cara berpikir, cara untuk mendapatkan pengetahuan yang berbeda dengan yang telah ada, yaitu mulai mengembangkan daya penalaran yang lebih rasional dan logis. Penalaran tersebut diaktualisasikan atau diwujudkan dengan bentuk mencari sebab terdalam atau “sebab pertama” dari alam semesta ini. Perubahan cara berpikir dari mitis ke logos (rasional) memunculkan juga pandangan para filsuf yang berusaha menguak rahasia alam dengan berbagai pendapat atau argumen tertentu yang lebih rasional. Seperti misalnya, para filsuf alam yaitu Thales yang berpendapat bahwa asas di dunia ini adalah air, sedang Anaximandros mengatakan asas itu adalah “yang tidak terbatas” (apeiron) dan Anaximenes menyebut udara sebagai asas pertama. Beberapa filsuf lainnya yang secara tidak langsung mewariskan pengetahuan pada umat di dunia ini seperti Plato (dengan dunia idea). Aristoteles (teori materi bentuk atau hilemorfisme), Phytagoras (dasar perhitungan aritmatika dan dalil Phytagoras) dan Hipocrates (dianggap sebagai Bapak Kedokteran sebagai ahli pengobatan).

Kedua, masa pada Abad Pertengahan (Middle Ages). Masa ini merupakan masa yang berlangsung sekitar sembilan abad dan pada awal Abad Masehi itu ditandai dengan munculnya para pujangga Kristen dan mereka mendasarkan pengetahuan keagamaan secara teologis. Alam pemikiran manusia di masa itu bersifat teosentris dan imago dei. Bersifat teosentris artinya dasar pengetahuan manusia diarahkan pada ajaran teosentris atau agama, sedang imago dei memiliki pengertian bahwa manusia di Abad Pertengahan dianggap sebagai citra Tuhan, manusia dalam bertindak, berperilaku haruslah sesuai dengan keinginan Tuhan, dan ajaran keagamaan. Pada Abad Pertengahan terjadi pertukaran kebudayaan antara bangsa Timur dengan bangsa Barat. Kebudayaan Arab mewarisi banyak karya Yunani Klasik. Banyak filsuf Arab seperti Ibnu Sina sangat berminat dengan ajaran Aristoteles dan ia memberikan dasar ilmu pengetahuan kedokteran di Barat. Karya-karya bangsa Yunani, khususnya ajaran dari Aristoteles banyak diterjemahkan ke dalam bahasa Arab oleh para filsuf Arab dan dari sanalah para filsuf Barat menerjemahkan dan mempelajarinya dan mengembangkannya ke dalam pemikiran para filsuf Barat.

Ketiga, Abad Renaissance (X–XVII). Abad ini merupakan abad yang sangat memperhatikan dan berpusat pada “kekuatan” manusia, tidak hanya kekuatan yang bersifat fisik, melainkan kemampuan akal budi manusia. Pengertian Renaissance atau kelahiran kembali diartikan sebagai lahirnya atau dihidupkannya kebudayaan Yunani Kuno dan Roma. Pada awalnya Abad Renaissance ditandai dengan gerakan kesenian, yaitu suatu gerakan yang mencoba menghadirkan karya-karya seni yang bernafaskan atau bergaya Yunani Kuno dan Roma. Bebagai karya seni seperti seni pahat, seni lukis, seni bangun, arsitektur, kesusasteraan, sangat mewarnai kehidupan bangsa Eropa pada waktu itu. Gerakan kesenian tersebut disebut juga sebagai Gerakan Seni Humanisme yang memuncak pada abad XIV dan pada karya-karya seni itu bercirikan harmonisasi di setiap bidang atau bagian, baik dari struktur, bentuk, ragam hias maupun estetisnya. Ciri lainnya adalah tampilnya nilai-nilai kemanusiaan, karya seni dan manusia dilihat secara alamiah atau natural serta nilai keagungan, yaitu menampilkan karya seni dalam kemegahan dengan membangun bangunan ataupun patung, lukisan yang berukuran besar, tinggi dan penuh dengan ragam hias/detil yang sangat beragam. Dari gerakan seni humanisme inilah, manusia Renaissance mulai mengadakan penyelidikan tentang pengetahuan yang mengarah pada kekuatan alam semesta. Timbul minat untuk menyelidiki ilmu pengetahuan kealaman dengan keinginan yang sangat besar untuk menguak rahasia alam. Alam semesta diamati, diselidiki dengan ketelitian yang sangat cermat dan didukung dengan pemikiran yang sangat rasional, bahkan sangat kuantitatif. Inilah awal mula munculnya ilmu fisika, ilmu kimia, ilmu kedokteran, dan biologi. Beberapa tokoh Abad Renaissance seperti Pertrarca, Bocasio, Eramus, Michelangelo, Leonardo da Vinci, Galileo Galilei, Copernicus, J. Keppler sangat berperan dalam perkembangan seni dan ilmu pengetahuan kealaman di dunia ini.

Keempat, Abad Aufklaerung atau Pencerahan (abad XVIII). Puncak kejayaan bangsa Eropa ditandai dengan hadirnya masa Aufklaerung (yang disebut juga sebagai masa Pencerahan atau Fajar Budi). Abad ini merupakan abad kelanjutan dari masa Renaissance, kemampuan akal budi manusia diaktualisasikan dengan munculnya ilmu pengetahuan kealaman yang didukung dengan berbagai percobaan. Eksperimentasi yang berlandaskan aspek metodologis dan akademis. Faktor akademis yang telah dirintis sejak Abad Renaissance memunculkan kaum intelektual dari berbagai universitas di Eropa, yang mencoba menggabungkan antara unsur teoritis dengan unsur praktis. Mereka berupaya menginginkan bahwa ilmu pengetahuan harus memiliki peran dan berguna bagi orang banyak. Gerakan intelektual berkembang cepat di kawasan Eropa, seperti di Inggris, Perancis, Jerman dan Belanda. Salah satu sumbangan bagi kemajuan khasanah ilmu pengetahuan adalah munculnya kaum Ensiklopedis yang berusaha menyusun pemikiran-pemikiran tentang ilmu pengetahuan, kesenian, ke dalam sejumlah buku dan kelak kemudian lebih dikenal sebagai Ensiklopedi. Salah satu ensiklopedi yang tertua adalah ensiklopedi Britanica. Tokoh yang sangat terkenal dalam bidang fisika adalah Newton, David Hume tokoh Empirisme dari Inggris, serta Voltaire, Montesquieu dan J.J. Rousseau yang berasal dari Prancis, mereka adalah para ahli di bidang kenegaraan dan politik.

Kelima, pasca Aufklaerung yang mulai berlangsung pada abad XIX hingga abad XXI ini. Abad-abad tersebut ditandai dengan kemajuan ilmu pengetahuan yang sangat pesat. Ilmu filsafat telah berkembang sebagai ilmu filsafat yang otonom, artinya memiliki objek, metode atau pendekatan yang disesuaikan dengan perkembangan ilmu filsafat yang tetap berbasis kekritisannya dalam menganalisa kajiannya. Sedang ilmu pengetahuan berkembang menjadi 3 kelompok besar, yaitu ilmu pengetahuan kealaman, ilmu budaya, dan ilmu pengetahuan sosial. Ketiga cabang ilmu pengetahuan tersebut berkembang pula sehingga memiliki banyak cabang ilmu. Seiring dengan perkembangan dan kemajuan manusia, maka pendekatan yang sifatnya kajian lintas ilmu, multi disiplin menyebabkan ilmu pengetahuan satu dengan lainnya saling bekerja sama untuk menghadapi kebutuhan (juga intelektualitas) manusia di dunia ini yang semakin kompleks. Untuk itulah para ilmuwan seakan-akan berlomba menciptakan teknologi baru dalam mengantisipasi arus globalisasi yang semakin cepat.

Filsafat Ilmu - Drs. Lies Sudibyo, M.H, Drs. Bambang Triyanto, M.M, Meidawati Suswandari, S.Pd., M.Pd.