Maintenence
Dapatkan Ke PC

Monday, December 11, 2017

Ruang Lingkup Filsafat Ilmu - Filsafat Ilmu 3

Filsafat merupakan induk dari semua ilmu. Dikarenakan objek material filsafat bersifat umum berupa seluruh kenyataan, di sisi lain ilmu-ilmu dalam filsafat membutuhkan objek khusus. Sehingga, menyebabkan berpisahnya ilmu dari filsafat. Meskipun demikian, masing masing ilmu memisahkan diri dari filsafat, bukan berarti hubungan filsafat dengan ilmu-ilmu khusus menjadi terputus.

Ruang Lingkup Filsafat Ilmu - Filsafat Ilmu 3

Oleh karena itu, prinsip dasar filsafat tetap mengkaji tentang: Pertama, filsafat tentang pengetahuan yang mengkaji pengetahuan dan kebenaran, epistemologi, logika, dan kritik ilmu-ilmu. Kedua, filsafat tentang keseluruhan kenyataan dengan kajiannya eksistensi (keberadaan) dan esensi (hakikat), metafisika umum (ontologi), metafisika khusus: antropologi (tentang manusia), kosmologi (tentang alam semesta), teologi (tentang tuhan). Ketiga, filsafat tentang nilai-nilai yang terdapat dalam sebuah tindakan yang mengkaji kebaikan dan keindahan, etika, dan estetika. Keempat tentang sejarah filsafat yaitu berbicara tentang kajian ruang dan waktu.

Sedangkan dalam pandangan Moh Adib menyatakan bahwa ilmu filsafat mempelajari 2 obyek kajian yaitu obyek material dan obyek formal. Obyek material adalah apa yang dipelajari dan dikupas sebagai bahan (materi) pembicaraan. Objek material adalah objek yang dijadikan sasaran menyelidiki oleh suatu ilmu, atau objek yang dipelajari oleh ilmu itu. Objek material filsafat illmu adalah pengetahuan itu sendiri, yakni pengetahuan ilmiah yang telah di susun secara sistematis dengan metode ilmiah tertentu, sehingga dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya secara umum.

Mudhofir juga menegaskan bahwa objek material merupakan sasaran pemikiran akan sesuatu yang sedang diselidiki atau yang dipelajari. Objek material mencakup hal konkrit misalnya manusia, tumbuhan, batu ataupun hal-hal yang abstrak seperti ide-ide, nilai-nilai, dan kerohanian. Objek formal sebagai cara memandang, cara meninjau oleh peneliti terhadap objek materialnya serta prinsip-prinsip yang digunakannya. Objek formal dari suatu ilmu tidak hanya memberi keutuhan suatu ilmu, tetapi pada saat yang sama membedakannya dari bidang-bidang yang lain. Satu objek material dapat ditinjau dari berbagai sudut pandangan sehingga menimbulkan ilmu yang berbeda-beda.

Di samping itu, menurut Surajiyo memberikan opini mengenai objek material sebagai suatu bahan yang menjadi tinjauan penelitian atau pembentukan pengetahuan itu. Sehingga dalam obyek material tidak lepas dari ilmu pengetahuan itu sendiri, yaitu pengetahuan yang telah disusun secara sistematis dengan metode ilmiah tertentu, maka dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya secara umum. Terkait objek formal filsafat ilmu berkaitan tentang hakikat ilmu pengetahuan, artinya filsafat ilmu lebih menaruh perhatian terhadap problem-problem ilmu pengetahuan, seperti: apa hakikat ilmu, apa fungsi ilmu pengetahuan, dan bagaimana memperoleh kebenaran ilmiah. Problem inilah yang di bicarakan dalam landasan pengembangan ilmu pengetahuan yakni landasan ontologis, epistemologis, dan aksiologis.

Berdasarkan beberapa argument tentang obyek material dan formal di atas, kemudian dijabarkan dalam 3 aspek secara umum dari obyek kajian filsafat ilmu meliputi:

a. Landasan ontologis berbicara tentang obyek apa yang ditelaah ilmu? Bagaimana ujud yang hakiki dari obyek tersebut? Bagaimana hubungan antara obyek tadi dengan daya tangkap manusia yang membuahkan pengetahuan?.
b. Landasan epistemologis berkaitan dengan Bagaimana proses yang memungkinkan ditimbanya pengetahuan yang berupa ilmu? Bagaimana prosedurnya? Hal-hal apa yang harus diperhatikan agar mendakan pengetahuan yang benar? Apakah kriterianya? Apa yang disebut kebenaran itu? Adakah kriterianya? Cara/teknik/sarana apa yang membantu kita dalam mendapatkan pengetahuan yang berupa ilmu?.
c. Landasan aksiologis mengkaji tentnag Untuk apa pengetahuan yang berupa ilmu itu dipergunakan? Bagaimana kaitan antara cara penggunaan tersebut dengan kaidah-kaidah moral? Bagaimana penentuan obyek yang ditelaah berdasarkan pilihan-pilihan moral? Bagaimana kaitan antara teknik prosedural yang merupakan operasionalisasi metode ilmiah dengan norma-norma moral/profesional?.

Sementara itu menurut Rizal&Misnal13 bahwa cabang-cabang utama filsafat ilmu terdiri dari:

a. Metafisika Metafisika adalah cabang filsafat yang membahas persoalan tentang keberadaan dan eksistensi. Christian wolff mengklasifikasikan metafisika sebagai metafisika umum (Ontologi), metafisika khusus (psikologi, kosmologi, theology).

Ada beberapa peran metafisika dalam ilmu pengetahuan,yaitu:

Metafisika mengerjakan cara berfikir dengan cermat dan terus menerus dalam pengembangan ilmunya.

1) Metafisika menuntut orisinalitas berfikir yang sangat diperlukan bagi ilmu pengetahuan.
2) Metafisika memberi bahan pertimbangan yang kuat pada ilmu pengertahuan yang berlandaskan pada anggapan-anggapan atau tidak pasti.
3) Menimbulkan cara pandang yang semestinya, sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan pada masa sekarang.
b. Epistemologi Epistemologi berasal dari yunani yaitu “episteme” yang berarti pengetahuan atau knowledge dan “logos” yang berarti teori. Jadi epistemologi adalah teori ilmu pengetahuan. Istilah-istilah lain yang setara dengan epistemologi adalah:

1) Kriteriologi, yaitu cabang filsafat yang membicarakan ukuran benar atau tidaknya pengetahuan.
2) Kritik pengetahuan, yaitu pembahasan mengenai pengetahuan secara kritis.
3) Gnosiology, yaitu perbincangan mengenai pengetahuan yang bersifat ilahiah (gnosis).
4) Logika material, yaitu pemnbahasan logis dari segi isinya, sedangkan logika formal lebih menekankan pada segi bentuknya.

Objek material epistemologi adalah pengetahuan sedangkan objek formalnya adalah hakikat pengetahuan. Persoalan-persoalan penting yang dikaji dalam epistemologi berkisar pada masalah: asal-usul pengetahuan, peran pengalaman dan akal dalam pengetahuan, hubungan antara pengetahuan dengan kebenaran, kemungkinan skeotisisme universal dan bentuk-bentuk perubahan pengetahuan yang berdasarkan konseptualisasi baru mengenai dunia.

Semua pengetahuan hanya dikenal dan ada dalam pikiran manusia, tanpa pikiran pengetahuan tidak akan eksis. Bahm menyebutkan delapan hal penting yang berfungsi membentuk struktur pikiran manusia yaitu mengamati, menyelidiki, percaya, hasrat, maksud, mengatur, menyesuaikan, dan menikmati. Perbincangan penting dalam epistemologi terkait degan jenis-jenis pengetahuan. Ada dua jenis pengetahuan yaitu pengetahuan ilmiah dan pengetahuan non ilmiah. Pengetahuan ilmiah memiliki pengenalan ciri berlaku umum, mempunyai kedudukan mandiri, mempunyai dasar pembenaran, sistematik, dan intersubjektif.

Pengetahuan di pandang dari jenis pengetahuan yang di bangun dapat di bedakan yaitu pengetahuan biasa, pengetahuan ilmiah, pengetahuan filsafati dan pengetahuan agama yang memiliki sifat dogmatis. Sedangkan pengetahuan di pandang atas dasar kriteria karakteristiknya dapat dibedakan yaitu indrawi, akal budi, intuitif dan kepercayaan atau otoritatif.

c. Aksiologi
Aksiologi ini membahas tentang masalah nilai. Problem utama aksiologis menurut Runes berkaitan dengan kodrat nilai berupa problem, jenis-jenis nilai menyangkut perbedaan pandangan, kriteria nilai artinya ukuran untuk menguji nilai yang di pengaruhi sekaligus oleh teori psikologi dan logika dan status metafisika nilai mempersonalkan tentang bagaimana hubungan antara nilai terhadap fakta fakta yang diselidiki melalui ilmu-ilmu kealaman.

Salah satu cabang aksiologis yang banyak membahas masalah nilai baik atau buruk adalah bidang etika yang mengandung tiga pengertian yaitu bisa dipakai dalam arti nilai atau norma moral yang menjadi pegangan dalam mempengaruhi tingkah lakunya, kumpulan asas/nilai moral, dan ilmu tentang yang baik atau buruk.

Baca Selengkapnya

Filsafat Ilmu - Drs. Lies Sudibyo, M.H, Drs. Bambang Triyanto, M.M, Meidawati Suswandari, S.Pd., M.Pd.

No comments:

Post a Comment